Surfaktan merupakan salah satu adjuvant yang paling umum dan paling banyak beredar di pasaran, bahkan terkadang beberapa jenis pestisida sudah menyertakan sulfaktan khusus dalam kemasan mereka contoh adalah Calaris 550 SC
Kadang-kadang dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah bahwa Adjuvan dan surfaktan adalah sama, namun kenyataannya ternyata tidak, Semua surfaktan adalah adjuvan tapi tidak semua adjuvan adalah surfaktan.
Fungsi utama dari surfaktan adalah untuk mengubah dispersi/suspensi untuk dapat menyebar dan melapisi bidang semprot. Contoh surfaktan adalah agen pembasah dan penyebar. Produk ini secara fisik mengubah tekanan permukaan tetesan semprot sehingga dapat bekerja maksimal untuk membasahi seluruh permukaan bidang semprot Surfaktan itu mengurangi tegangan permukaan sehingga memungkinkan tetesan bisa menyebar bukan dalam bentuk titik-titik air sehingga cakupan penyemprotan lebih luas sehingga peluang organisme sasaran bisa terkena lebih besar. Surfaktan terutama dibutuhkan untuk aplikasi pada tanaman yang memiliki lapisan lilin atau bulu.
Klasifikasi surfaktan berdasarkan cara kerjanya yaitu
1. Surfaktan anionik
Surfaktan jenis ini memiliki ion muatan negatif. Mereka kebanyakan digunakan untuk pestisida kontak, yang mengendalikan hama secara kontak langsung bukannya secara sistemik (diserap)
2. Surfaktan kationik
Surfaktan jenis ini memiliki ion muatan positif. Jangan menggunakannya sendiri tanpa dicampur pestisida karena bisa bersifat phytotoxic (racun terhadap tanaman).
3. Surfaktan nonionik
Surfaktan jenis ini tidak memiliki muatan listrik. sering digunakan untuk produk sistemik dan membantu semprotan menembus kutikula tanaman, kompatibel dengan sebagian besar produk pestisida.
Pestisida dapat memperlihatkan reaksi yang berbeda apabila dicampur surfaktan anionik, surfaktan kationik, atau nonionik. Untuk itu anda harus mengikuti label untuk memilih surfaktan yang jelas. Memilih surfaktan yang salah dapat mengurangi kemanjuran pestisida dan menyebabkan kerusakan tanaman